Kamis, 01 Maret 2012

KEGIATAN REKLAMASI KHUSUS


Pelaksanaan reklamasi khusus memerlukan perlakuan tambahan dari teknik reklamasi yang sudah diuraikan dibagian depan. Pelaksanaan reklamasi yang memerlukan perlakuan khusus terjadi pada lahan tambang tertentu. Kegiatankegiatan
yang perlu reklamasi khusus adalah daerah yang bersifat alkali dan masin, bahan kimia beracun, tumbuhan hama, penanganan batuan limbah, teiling, limbah rumah tangga dan oli serta air tambang asam.
1.      Daerah-daerah yang Bersifat Alkali dan Masin
Kondisi Alkalinitas dan salinitas biasanya terjadi bersamaan dalam tanah. Lapisan tanah yang mempunyai sifat salinitas tinggi sering dijumpai pada daerahdaerah pertambangan. Tanah yang mempunyai keasinan tinggi harus diperlakukan sama dengan perlakuan tanah penutup pembentuk asam agar efek perusakannya terhadap pertumbuhan tanaman maupun bagi kualitas air bagian hilirnya dapat dicegah.
2.      Bahan Kimia Beracun
Dalam kegiatan pengolahan bahan tambang banyak digunakan bahan kimia. Sedapat mungkin dibuat daftar bahan kimia yang dipergunakan, cara-cara pemusuhannya yang aman terhadap sisa bahan kimia ataupun terhadap wadahnya. Apabila ada keraguan dalam pemusnahan yang aman terhadap bahan-bahan yang berbahaya, hubungan segera pihak-pihak yang berwenang.
Butiran sianida tidak boleh ditimbun karena masih mempunyai potensi yang membahayakan selama bertahun-tahun. Apabila kondisi tanahnya tetap kering dan basa. Sisa sinida dan bahan berbahaya lainnya harus dimusnahkan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3.      Tumbuhan Hama
tumbuhan hama mudah sekali tumbuh dan bertahan hidup di daerah yang sedang direklamasi. Hindarkanlah tanah pucuk, searasah, peralatan yang digunakan mengandung bibit tumbuhan hama. Daerah yang sedang dikerjakan jangan sampai menjadi sumber perkembangbiakan tumbuhan hama.
4.      Batuan Limbah
Batuan limbah dalam kegiatan penambangan pada umumnya sangat besar jumlahnya, sehingga lokasi dan teknik penimbunan serta reklamasinya harus direncanakan sedini mungkin. Semua batuan limbah tersebut sedapat mungkin dikembalikan ke tempat asalnya. Apabila tidak memungkinkan maka batuan limbah tersebut harus dibuang pada suatu tempat di luar kegiatan penambangan.
5.      Tailing
Sifat kimia dan fisik tailing sangat bervariasi dan biasanya sulit dimantapkan dan ditanami kembali. Oleh karena itu penelitian geoteknis dan teknis diperlukan agar dan teiling memenuhi kriteria sebagai berikut : Tidak mengakibatkan pencemaran, strukturnya stabil, serasi dengan bentang alam sekitarnya dan mempunyai kapasitas yang cukup untuk menampung seluruh tailing.
Sifat kimia dan fisik mineral tailing akan menentukan jenis tumbuhan yang dapat ditanam. Sifat tailing yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman adalah : kurangnya unsur hara penting, konsentrasi logam berat dan garam yang tinggi, jumlah dan jenis organisme mikrobiologi yang kurang, struktur dan tekstur tanah yang membatasi aerasi dan infiltrasi, serta daya absorbsi pada tailing mengakibatkan ketegangan pada tanaman. Pengelolaan tailing dapat dilakukan dengan :
a.          Lapisan air permanen. Lapisan air ini akan mencegah terjadinya oksidasi tailing dan mengurangi kemungkinan konsolodasi dari tailing.
b.         Cladding, yaitu salah satu pelindung permanen untuk melindungi permukaan tailing dari erosi angin dimana permukaan atau cara perbaikan lainnya tidak dapat dilakukan.
c.          Capping. Dalam hal ini tailing dilapisi dengan clay yang compak atau mineral yang kedap air, kemudian diatasnya dilapiskan tanah yang tidak kedap air. Tanah pucuk selanjutnya dilapiskan kembali pada permukaannya.
6.   Limbah Rumah Tangga dan Oli Bekas
Sebelum dibuang ke perairan umum, limbah cair rumah tangga terlebih dahulu diolah sesuai kondisinya. Limbah pada rumah tangga ditimbun di suatu tempat yang khusus dan diusahakan limbah yang dapat terbakar yang tidak dapat terbakat dipisahkan.
Oli bekas ditampung pada tempat-tempat khusus, seperti drum minyak, penangkap oli atau ditanam pada suatu tempat yang konstruksinya manjamin tidak terjadi rembesan oli ke lapisan tanah.
7.   Air Tambang Asam (ATA)
Air tambang asam dapat dikenali dari endapan ferihidroksida didasar aliran dan bau belerang tetapi hal ini tidak selalu terjadi. Sekali ATA terbentuk maka akan sulit dan membutuhkan biaya yang besar untuk menanganinya. ATA seringkali menyebabkan masalah terjadinya logam berat. Untuk pengolahan dan pencegahannya perlu diketahui karakteristik dari penutup tanah atau bahan buangan dan pengetahuan tentang hidrologi di daerah tersebut. Sehingga kemungkinan timbulnya ATA bisa diduga dari material yang berpotensi menghasilkan asam diseleksi dan diisolasi. Apabila diperkirakan akan terjadi ATA maka perlu ada persiapan dalam tahap perencanaan untuk mencegah ATA tersebut.

0 comments:

Posting Komentar