Senin, 27 Februari 2012

IKLIM


Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim merupakan rerata cuaca. Iklim yang terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu analisir iklim tetapi merupakan kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca. Untuk mencari harga rerata tergantung pada kebutuhan dan keadaan. Hal yang penting adalah; untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal, yaitu harga rerata cuaca selama 30 tahun. Angka 30 tahun merupakan persetujuan internasional.
Iklim suatu daerah disusun oleh unsur-unsur yang variasinya besar, sehingga hampir tidak mungkin dua tempat yang berbeda mempunyai iklim yang identik. Sebetulnya tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam suatu kelas atau tipe. Perlu diketahui bahwa semua klasifikasi yang ada merupakan buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikannya dan keburukannya. Satu hal yang penting adalah persamaan tujuan yaitu berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal yang tidak terbatas jumlahnya, menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yaitu kelas-kelas yang mempunyai sifat yang penting dan bersamaan.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu dengan lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami, perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan iklim antara negara dapat berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah, pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian, jenis tanaman budidaya, erosi, dan sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor pengendali iklim negara bersangkutan dan keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di setiap negara, yang rentan sekali mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik pengendali iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi negara.
Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lokasi negara, kedudukan matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa disebut pengendali iklim. Pengendali iklim dapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor pengendali iklim, yaitu:

1.      Faktor Luar Bumi
Faktor pengendali iklim dari luar bumi ialah matahari. Sinar matahari adalah sebagai sumber panas atau energi bagi bumi. Panas matahari atau energi mampu mempengaruhi keberadaan dan perkembangan terhadap: angin, awan, hujan, temperatur, tekanan udara, dll. Kedudukan matahari terhadap bumi atau sebaliknya sebaliknya, sepanjang tahun tidak sama, tetapi selalu bergeser. Hal ini dapat terjadi karena rotasi dan revolusi oleh bumi terhadap matahari, sehingga luasan daerah di bumi yang mendapat energi selalu berubah, baik kuantitas, kualitas, dan lama waktunya. Kedudukan matahari terhadap bumi berpengaruh besar bagi pembagian daerah iklim di bumi.


2.      Faktor Dalam Bumi
Faktor pengendali iklim dari dalam bumi ditentukan oleh manusia dan faktor fisis daerah bersangkutan. Pengendali iklim oleh manusia tidak banyak merubah keadaan dan perkembangan iklim, tetapi hanya mampu memperkecil pengaruh iklim, seperti membuat hujan buatan. Keadaan fisis daerah yang berperan sebagai pengatur iklim adalah:
a.       Garis Lintang       
b.      Bentuk muka bumi
c.       Topografi
d.      Daerah tekanan udara
e.       Permukaan tanah
f.       Luas darat dan laut
Unsur-unsur iklim antara lain:
a.       Radiasi Matahari
Kuantitas radiasi matahari yang diterima oleh bumi tergantung: Jarak dari matahari, intensitas radiasi matahari,lama penyinaran matahari atau panjang hari, dan keadaan atmosfer
b.      Radiasi Bumi
Radiasi bumi dipengaruhi oleh : temperatur, kelembaban, awan, hujan, angin, tekanan udara, evaporasi dan evapotranspirasi
Klasifikasi Schmidt - Fergusson
Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri untuk Indonesia.
Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya bulanbasah dan bulan kering yangtiap tahun bergeser kmungkinan sekali tidak nampak pada harga rerata bulan basah.
           
Q  = 
Jumlah rerata bulan kering
Jumlah rerata bulan basah

Jumlah rerata bulan kering dan bulan basah didapat dari data hujan seluruh Indonesia antara tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai data sepuluh tahun.
Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt dan Fergusson menetukan tipe hujan di Indonesia, yaitu:
Golongan
Nilai Q ( % )
Uraian
A
0 < Q < 0,143
Sangat basah
B
0,143 < Q < 0,333
Basah
C
0,333 < Q < 0,600
Agak basah
D
0,600 < Q < 1,000
Sedang
E
1,000 < Q < 1,670
Agak kering
F
1,670 < Q < 3,000
Kering
G
3,000 < Q < 7,000
Sangat kering
H
7,000 < Q
Luar biasa Kering

Klasifikasi Koppen
Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan. Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen mengenalkan bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada hanya jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman.. Hubungan intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan dengan hubungan antara hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejukk. Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna hujan ini tidak begitu memuaskan.
            Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri dari kombinasi dan masing-masing huruf  mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi dalam 5 kelompok iklim, yaitu :
  1. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)
Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:
1)      Tropika Basah (Af)
Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan terkering hujan rerata lebih besar dari 60 mm.
2)      Tropika Basah (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah-daerah yang demikian basah terdapat hutan yang cukup lebat.
3)      Tropika Basah Kering (Aw)
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan padea bulan kering sehingga vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.
  1. Iklim Kering (dry climate)
1)      Iklim steppe (Bs)
2)      Iklim padang pasir (Bw)
  1. Iklim sedang (humid mesothermal climate)
1)      Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate)
2)      Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw)
3)      Iklim sedang yang lembab (Cf)
  1. Iklim dingin (humid microthermal climate)
1)      Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw)
2)      Iklim dingin tanpa pernah kering (Df)
  1. Iklim kutub (polar)
1)      Iklim tundra (Et)
2)      Iklim es- salju abadi (Ef)

Klasifikasi Oldeman
Sistem klasifikasi iklim menurut Oldeman digunakan terutama pada lahan padi sawah lahan kering. Atas dasar pertimbangan bahwa curah hujan lebih besar atau sama dengan 200 mm per bulan dianggap cukup untuk usaha padi sawah, sedang untuk tanaman palawija curah hujan minimal 100 mm per bulan dianggap cukup. Umur padi sawah diperkirakan cukup selama 5 bulan.
Oldeman membagi beberapa zone agroklimat sebagai berikut:
Zone
Kriteria
Bulan Basah ( <200 mm/bln)
Bulan Kering ( <100 mm/bln)
A
> 9
 -
B1
 7 – 9
 < 2
B2
 7 – 9
 2 – 4
C1
 5 – 6
 < 2
C2
 5 – 6
 2 – 4
C3
 5 – 6
 5 – 6
D1
 3 – 4
 < 2
D2
 3 – 4
 2 – 4
D3
 3 – 4
 5 – 6
D4
 3 – 4
 > 6
E1
 < 3
 < 2
E2
 < 3
 2 – 4
E3
 < 3
 5 – 6
E4
 < 3
 > 6

2 comments:

Posting Komentar