Survei hidrologi/hidrometri dimaksudkan untuk mengumpulkan data pengukuran penampang dan kecepatan aliran. Kegiatan ini meliputi:
a) Pengumpulan Data Penampang Sungai
Pengumpulan data penampang sungai (data lebar aliran, kedalaman aliran) dengan maksud untuk mendapatkan luas penampang basah. Pengumpulan data penampang sungai dilakukan dengan mengukur lebar aliran dan kedalaman aliran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran (lebar penampang) dan papan duga (kedalaman aliran <3m) atau alat pemberat (kedalaman aliran >3m). Di dalam memilih penampang saluran biasanya digunakan penampang berbentuk persegi atau trapesium, tergantung data yang dimiliki.
Namun terkadang kondisi di lapangan tidak memungkinkan kita untuk mengukur sedetail-detailnya. Sehingga untuk luas (A) penampang basah dapat didekati secara matematis dengan persamaan trapesium.
Berdasarkan data lapangan yang didapat, maka dalam perhitungan debit pengukuran, bentuk penampang sungai didekatkan dengan bentuk trapesium, dengan persamaan luas penampang basah. Peralatan yang digunakan adalah meteran dan tali.
Untuk kondisi aliran yang tidak terlalu dalam, ukur lebar penampang atas dan bawah dengan membentangkan tali/meteran melintang dari ujung satu sisi ke sisi lainnya. Sedangkan untuk aliran yang dalam cukup mengukur lebar atasnya saja. Kemudian ukur kedalaman pada kondisi , dan lebar penampang atas
b) Pengumpulan Data Kecepatan Aliran Sungai
Pengumpulan data kecepatan aliran rata-rata didapat dengan cara mengukur kecepatan aliran pada beberapa titik dari beberapa vertikal pada suatu penampang melintang dengan menggunakan alat ukur arus current meter.
Kecepatan aliran disetiap titik dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling selama periode waktu tertentu.Pengukuran debit lapangan dilakukan dengan membagi penampang sungai menjadi 3 (tiga) pias, yakni pada L, L dan L. Masing-masing pias dilakukan pengukuran kecepatan aliran dan apabila kedalaman air antara 0,25 sampai 0,76 meter maka disarankan Soewarno, 2000, dapat digunakan metode satu titik dimana hasil pengukuran pada titik 0,6 kedalaman aliran ini adalah merupakan kecepatan rata-rata pada vertikal yang bersangkutan.
Pengukuran debit lapangan dapat dilakukan pada kedalaman 0,2, 06, dan 0,8 kedalaman aliran saat pengukuran pulang dan pengukuran pergi, cara ini berlaku apabila kedalaman air yang diukur tidak kurang dari 0,76 meter. Dalam cara ini kecepatan rata-rata tiap vertikal diperoleh dengan merata-ratakan hasil pengukuran pada 0,2 dan 0,8 kedalaman aliran kemudian hasil rata-ratanya dirata-ratakan lagi dengan hasil pengukuran pada kedalaman aliran.
Hasil pengukuran debit lapangan ini nantinya akan dibandingkan dengan hasil perhitungan debit andalan. Untuk pekerjaan ini, pengumpulan data kecepatan aliran rata-rata didapat dengan cara mengukur kecepatan aliran pada beberapa titik dari beberapa vertikal pada suatu penampang melintang dengan menggunakan alat ukur arus current meter, dengan alat ini kecepatan aliran dapat langsung diperoleh selama periode waktu tertentu.
Menurut Soewarno, 2000; 193, untuk kondisi di Indonesia periode waktu berkisar antara 40-70 detik. Jumlah vertikal ditentukan berdasarkan pertimbangan keadaan sebaran aliran, bentuk profil (dangkal, dalam atau tidak teratur), waktu yang tersedia. Pada umumnya setiap negara mempunyai aturan yang berbeda-beda dalam penentuan jumlah vertikal. Untuk Indonesia umumnya minimal 20 vertikal. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran pergi dan pengukuran pulang. Namun penentuan jumlah pias ini akan dilakukan berdasarkan kondisi lapangan. Untuk menghitung debit pengukuran dilakukan dengan mengkompilasi data penampang sungai dan data kecepatan aliran rata-rata.
c) Pengumpulan Data Pengukuran Elevasi Dan Jarak
Pengumpulan data elevasi dan jarak (x,y,z) dilakukan pada lokasi sumber air baku yang ditentukan dengan bantuan surveyor-surveyor. Pada survei pemetaan posisi dan tinggi ini digunakan alat bantu GPS.
d) Survei Geologi
Survei geologi/mekanika tanah diperlukan untuk mengetahui kandungan tanah yang ada disekitar lokasi pekerjaan studi identifikasi potensi sumber air baku, karena hal ini diperkirakan akan mempengaruhi kualitas air dan kandungan sedimen terlarut dalam contoh air yang diteliti.
Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanika tanah sebagai bahan masukan perencanaan bangunan air yang efisien dan mengetahui seberapa besar daya dukung yang dapat diberikan oleh tanah untuk konstruksi yang dibangun di atasnya.
0 comments:
Posting Komentar