·
SISTEM
EKONOMI
Indonesia
menganut Sistem Ekonomi Demokratis hal ini dapat dilihat bahwa terdapat peran
pemerintah yang cukup besar dalam pengendalian mekanisme pasar. Akan tetapi
apabila dilakukan pendekatan fluktuasi-struktural dimana jika negara sosialis
belanja pemerintah cukup besar dibanding konsumsi dan investasi, dari data BPS
tahun 1980-2004, besarnya belanja pemerintah lebih kecil dibandingkan konsumsi
dan investasi sehingga dengan dasar ini sistem ekonomi indonesia lebih mengarah
ke sistem ekonomi kapitalis. Berdasarkan informasi tersebut maka di Indonesia
terjadi pencampuran sistem ekonomi yang biasa disebut mixed economy. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena ketidak tegasan
pemerintah dalam memegang sistem ekonomi yang dianut. Sebagai contoh pemerintah
mengendalikan harga beras di pasaran agar tidak terlalu tinggi tetapi di lain
hal pemerintah tidak mengendalikan harga beras dari petani ke pengusaha
sehingga pengusaha dapat menekan harga serendah mungkin yang mengakibatkan
keuntungan yang sangat kecil pada petani. Sehingga hal ini mempengaruhi
kecilnya pendapatan petani di Indonesia.
Malaysia
menganut sistem pasar terbuka dan memiliki dua (2) sistem ekonomi yaitu sistem
ekonomi sara diri dan sistem ekonomi komersil. Sistem ekonomi sara diri ialah
dimana suatu keluarga mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri dengan
bercocok tanam, perikanan dan sebagainya sedangkan kelebihannya menjadi bahan
perniagaan. Sehingga hal ini dapat menekan tingkat inflasi karena penggunaan
uang lebih sedikit. Sedangkan sistem komersil adalah sistem yang berorientasi
pada pemasukan investor asing, investasi modal, penggunaan teknologi baru, dan
sebagainya. Maka semua kegiatan ekonomi ditentukan oleh pasar yang menjadikan
peran pemerintah dalam perekonomian sangat minim sehingga kemudahan dalam
birokrasi kegiatan ekonomi lebih mudah. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan
asing yang berdiri di Malaysia. Dengan kemajuan ekonomi di Malaysia memudahkan
Malaysia dalam mempercepat pembangunan dan infrastruktur demi mempercepat
pertumbuhan ekonomi di Malaysia.
Korea Selatan
menganut sistem ekonomi kapitalis dimana kemajuan tersebut dipengaruhi oleh
pemerintah dan bisnis, termasuk kredit langsung yang terarah dan restriksi
impor. Pemerintah hanya meningkatkan impor terhadap bahan mentah dan teknologi
dari pada barang-barang konsumsi serta menggalakkan tabungan dan investasi
daripada konsumsi, termasuk lebih terbuka pada investasi asing dan impor dari
negara lain. Korea Selatan juga mengimplementasikan model ekonomi berbasis
perdagangan bebas, perkembangan struktur ekonomi berbasis jaringan, mensponsori industri-industri khusus dan cepatnya penciptaan kapasitas
teknologi. Sehingga hal ini membuat Korea Selatan mampu meningkatkan
perekonomian-nya dengan cepat, terbukti beberapa perusahaan Korea Selatan telah
menguasai pasar dunia.
·
JUMLAH
ENTREPRENEUR
Berdasarkan dari
sumber yang ada mengatakan sebuah negara akan maju apabila suatu negara
memiliki minimal 2% entrepreneur dari jumlah penduduknya. Sehingga dengan
semakin banyaknya entrepreneur akan membantu pemerintah dalam perekonomian
nasional, dimana entrepreneur berperan baik secara internal dan eksternal.
Secara internal, entrepreneur berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan
terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya
beli pelakunya. Secara eksternal, entrepreneur berperan dalam menyediakan
lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserap-nya tenaga kerja oleh
kesempatan kerja yang disediakan entrepreneur, tingkat pengangguran menjadi
berkurang. Sehingga berdampak terhadap naiknya pendapatan dan daya beli
masyarakat serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Maka dari itu
pemerintah berusaha meningkatkan jumlah entrepreneur menjadi minimal 2% yang
mana pada akhir 2012 Indonesia memiliki entrepreneur sebanyak 1,56% kalah di
banding Malaysia 2,1% dan Korea Selatan 4%.
·
PENGEMBANGAN
RISET DAN TEKNOLOGI
Perkembangan
riset dan teknologi di Indonesia masih sangat tertinggal terbukti produksi
massal dari hasil riset dan perkembangan teknologi Indonesia saat ini masih
sangat sedikit, hal ini berkaitan dengan rendahnya daya saing Indonesia
salah satunya dapat di lihat rendahnya publikasi karya ilmiah. Berdasarkan Scimago Journal & Country Rank data
publikasi internasional Indonesia selama ini hanya menghasilkan 25.481 karya
ilmiah jauh dibanding malaysia yang telah menghasilkan 125.084 dan korea
selatan 658.602 karya ilmiah. Rendahnya publikasi karya ilmiah di Indonesia ini
sangat berkaitan dengan rendahnya kegiatan riset dan pengembangan teknologi,
hal ini terjadi karena faktor rendahnya anggaran riset untuk peneliti di
Indonesia. Berdasarkan data yang ada Indonesia hanya menganggarkan 0,08% dari
GDP nasional, sedangkan Malaysia menganggarkan biaya riset sebesar 0,63% dari
GDPnya dan Korea Selatan 4,04% dari GDPnya. Data ini menunjukkan bahwa ada
korelasi positif antara peningkatan anggaran riset dan pengembangan teknologi
terhadap jumlah publikasi karya ilmiah internasional yang dihasilkan. Oleh
karena itu peningkatan anggaran biaya riset merupakan salah satu solusi utama
untuk meningkatkan daya saing Indonesia di mata dunia.
Banyaknya riset
dan pengembangan teknologi yang dihasilkan maka akan membuat perubahan ekonomi
yang cukup signifikan, dimana dari riset dan pengembangan teknologi yang
dihasilkan apabila didukung oleh pemerintah dan pihak swasta maka hasil riset
dan pengembangan teknologi itu dapat membantu meningkatkan perekonomian.
Sebagai contoh apabila hasil riset dan pengembangan teknologi dimanfaatkan oleh
industrialisasi maka hasilnya akan semakin menambah jumlah produksi dan
pemasukan, dan bahkan dapat menghasilkan
industri baru karena dengan hasil riset dan pengembangan teknologi akan
membuat/menemukan cara dan/atau barang baru yang lebih efisien, murah dan dapat
diterima oleh konsumen, sehingga akan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah
lowongan tenaga kerja dan pendapatan perkapita masyarakat.
·
TINGKAT
KORUPSI
Apabila
dikaitkan tingkat korupsi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara maka hal ini
akan sangat berkaitan, karena semakin banyak kasus korupsi yang membelenggu perekonomian akan
memperburuk kondisi perekonomian negara tersebut. Oleh karena itu meskipun
indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 6% pertahun namun karena
banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia berdampak terganggunya pertumbuhan
perekonomiannya. Walaupun demikian dari seluruh negara di dunia ini tidak ada
negara yang tidak memiliki kasus korupsi hanya saja besar kecilnyalah yang
berbeda masing-masing negara. Berdasarkan Corruption
Perception Index tahun 2014 indonesia berada pada peringkat 107 dari 174
dengan skor 34 di bawah malaysia yang berada pada peringkat 50 dengan skor 50
dan Korea Selatan peringkat 43 dengan skor 55. Dari data yang ada indonesia
masih tertinggal jauh dengan malaysia dan korea selatan. Dengan banyaknya
korupsi yang terjadi akan mengganggu pembangunan sektor-sektor publik, dimana
dana dari pemerintah yang dialokasikan untuk kepentingan rakyat tidak terlihat
realisasinya dan kalaupun ada realisasinya tidak sebanding dengan biaya
anggaran yang di ajukan. Dengan terganggunya fasilitas publik akan mempengaruhi
masyarakat dalam kegiatan perekonomiannya baik secara makro maupun mikro yang
mana akan menghambat suplai barang dan jasa di berbagai daerah.
Dari segi investor,
dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah membuat pengusaha mengeluarkan
biaya lebih untuk menyelesaikan masalah birokrasi sehingga akan merugikan
pengusaha. Untuk investor asing, mereka akan menjadi tidak tertarik untuk
berinvestasi karena masalah birokrasi yang menjadi ladang korupsi sehingga
mereka beralih untuk investasi di negara lain yang lebih aman. Dengan
berkurangnya investasi maka akan merugikan negara karena dengan adanya
investasi asing negara akan mendapatkan penghasilan yang besar dari pajak,
begitu juga dengan masyarakat mereka akan mendapat lapangan pekerjaan dan
penghasilan. Sehingga meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara.
0 comments:
Posting Komentar