Hubungan
antara perubahan iklim dan keanekaragaman hayati telah lama ada. Meskipun sepanjang
sejarah bumi iklim selalu berubah dengan ekosistem dan spesies yang datang dan
pergi, perubahan iklim yang cepat akan mempengaruhi ekosistem
dan kemampuan spesies untuk beradaptasi dan keanekaragaman hayati mengalami
peningkatan kerugian.
Dari
pandangan manusia, perubahan iklim yang cepat dan hilangnya keanekaragaman hayati
mempercepat risiko ancaman ( bagi manusia misalnya perubahan besar dalam rantai
makanan diatas dimana kita bergantung, sumber air dapat berubah surut atau menghilang,
obat-obatan dan sumber daya lainnya yang kita andalkan mungkin akan lebih sulit
untuk memperolehnya sebagian tanaman dan fauna dimana mereka berasal dapat berkurang
atau menghilang, dll).
Outlook Global PBB Keanekaragaman
Hayati 3, pada bulan Mei 2010, dirangkum beberapa kekhawatiran
bahwa perubahan iklim akan terjadi pada ekosistem:
Perubahan iklim
telah berdampak pada keanekaragaman hayati, dan diproyeksikan
akan menjadi ancaman yang semakin lebih signifikan
dalam beberapa dekade mendatang. Hilangnya es dilaut Kutub Utara mengancam
seluruh keanekaragaman hayati disebuah biome dan seterusnya. Tekanan terkait
pengasaman laut, hasil dari konsentrasi karbon dioksida yang lebih
tinggi di atmosfer, juga sudah sedang diamati.
Ekosistem
menunjukkan dampak negatif perubahan iklim saat ini sudah di
bawah level. Yang sederhana dibandingkan
dengan perubahan proyeksi masa depan. Selain suhu pemanasan, lebih
sering kejadian cuaca ekstrim dan perubahan pola curah hujan dan
kekeringan dapat diharapkan memiliki dampak signifikan pada keanekaragaman
hayati.
(Sekretariat
Konvensi Keanekaragaman Hayati (2010),
Global Biodiversity Outlook 3Mei, 2010, hal.56)
Beberapa
spesies dapat mengambil manfaat dari perubahan iklim (termasuk, dari perspektif
manusia, peningkatan penyakit dan hama) tetapi sifat yang cepat
dari perubahan itu menunjukkan bahwa banyak spesies tidak mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi.
0 comments:
Posting Komentar