A. Latar
Historis Perkembangan Iptek
·
Sejarah
Peradaban Jaman Pra-sejarah (s/d 500 M)
Apabila dibandingkan dengan
peradaban India, Cina, dan Yunani-Eropa sejauh ditemukan bukti-bukti
arkeologisnya, peradaban nenek moyang bangsa Indonesia termasuk “tertinggal”.
Sementara bangsa India dan Cina memulai jaman “sejarah” (dikenal tulisan) pada ±
2000 SM, bangsa Indonesia baru mengenal “sejarah” pada ± 400 M dengan
ditemukannya tulisan Pallawa dengan bahasa Sansekerta di Kutai. Sumber sejarah
paling tua justru diperoleh dari laporan perjalanan ekspedisi WuTi (Dinasti
Han) ± 100 SM. Dari laporan tersebut diperoleh gambaran bahwa pada masa itu
nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal pertanian dan pelayaran. Dengan
demikian nilai-nilai hidup bermasyarakat sudah muncul, baik terkait dengan
hubungan horizontal maupun vertikal. Dari artefak kebudayaan
Megalitik yang ditemukan “agama asli” bangsa Indonesia bersifat anismistis.
·
Sejarah Peradaban Jaman Purba (500
– 1500)
Perkembangan
peradaban Indonesia pada Jaman Purba di tandai dengan munculnya
kerajaan-kerajaan yang berbasis pada Hinduisme dan Budhisme. Bentang sejarah
Jaman Purba di mulai dari munculnya kerajaan Tarumanegara (± 500) hingga
“runtuhnya” peradaban Hindu bersamaan dengan surutnya kerajaan Majapahjit (±
1293 – 1528). Selama kurun waktu ini terjadi dua kali “Integrasi Politik” yang
besar, yakni di Sriwijaya (± 700) dan Majapahit. Dengan munculnya
kerajaan-kerajaan tersebut, interaksi
dengan bangsa lain semakin terbuka bahkan pada masanya , kedua kerajaan
tersebut sangat diperhitungkan dalam peta politik regional. Selain aspek
pemerintahan, perniagaan, dan hukum juga berkembang. Bila jaman ini dikenali sebagai jaman yang
banyak dipengaruhi, maka di India sendiri ± 700 masuk agama Parsi dan 997 –
1030 Moh. Ghazna membawa peradaban Islam masuk ke India. Di Eropa, jaman ini
dikenal sebagai “jaman kegelapan”.
·
Sejarah Peradaban Jaman Madya (1500
– 1900)
Rentang Jaman Madya di mulai dari
masuknya Islam di Nusantara, yakni di Samudra Pasai (1297) dan di Jawa 1369
hingga awal berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia yang di tandai dengan
munculnya “politik etis”. Puncak peradaban Islan di Pasai adalah tahun 1350,
sedangkan puncak peradaban Islan di Jawa pada 1613 – 1645 (Sultan Agung).
Perpindahan dari kerajaan maritim (Majapahit) ke kerajaan
“pedalaman/pertanian”. Pajang – Mataram menjadikan wilayah laut Nusantara
“terbuka” bagi ‘bajak laut – bajak laut’ Eropa, Belanda (VOC) yang semula
mengambil sikap tidak terlalu ‘campur tangan’ dengan urusan raja-raja Jawa,
akhirnya berubah setelah utusannya tewas dalam peristiwa ‘Geger Kartasura’.
Dengan demikian mulailah masa-masa
panjang penjajahan Belanda, meskipun sempat diantara masa-masa itu diduduki
oleh Inggris 1811 – 1816.
Dari segi tata nilai, selain berubahnya “kultur pesisiran”
ke “kultur pedalaman”, penjajah Belanda mengenalkan “peradaban Eropa” pada elit
politik Nusantara sambil terus memanfaatkan dan menetapkan (meneguhkan)
struktur masyarakat feodalistis sejauh itu menguntungkan pihak Belanda.
0 comments:
Posting Komentar