1)
Bahaya Utama (Primer)
· Awan panas merupakan campuran material
letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat
densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara
turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat
tinggi antara 300 - 700 oC, kecepatan lumpurnya sangat tinggi >
70 Km/jam (tergantung kemiringan lereng).
·
Lontaran material (pijar) terjadi ketika
letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari
besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya
tinggi > 200 oC, ukuran materialnya besar dengan diameter > 10
cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan makhluk hidup.
Lazim juga disebut sebagai “bom vulkanik”.
· Hujan Abu lebat terjadi ketika letusan
gunungapi sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir
halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya
tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan
sangat berbahaya bagi pernapasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan
tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga
mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
·
Lava merupakan magma yang mencapai
permukaan, sifatnya liquid (cairan kental) dan bersuhu tinggi antara 700 - 1200
oC. Karena bersifat cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin maka
wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi
ladang batu.
· Gas Racun muncul tidak selalu didahului
oleh letusan gunungapi, sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga
ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunungapi. Gas utama yang
biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan
CO. Gas yang selalu menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa
gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunungapi
Tangkuban Perahu, Gunungapi Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung api Papandayan.
· Tsunami umumnya dapat terjadi pada
gunungapi pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan
energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi
gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang
yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau
tahun 1883.
2)
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya
Ikutan (Sekunder) letusan gunungapi adalah bahaya yang terjadi setelah proses
peletusan berlangsung. Bila suatu gunungapi meletus akan terjadi penumpukan
material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat
musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan
tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut
disebut lahar.
0 comments:
Posting Komentar