Kamis, 01 Maret 2012

PENENTUAN FLASH POINT & FIRE POINT DENGAN TAG CLOSED TESTER

Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak ( uap minyak ) dan produknya akan menyala apabila terkena percikan api kemudian akan mati kembali dengan cepat.
Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi jika  ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus jika terkena percikan api pada kondisi tertentu.
Flash point ditentukan dengan cara memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu maka minyak mentah akan menguap. Uap tersebut akan menyala jika test flame diarahkan pada uap tersebut sehingga akan terjadi semacam letupan kecil karena adanya tekanan pembakaran gas tersebut dan akan memadamkan api yang terdapat pada test flame. Inilah yang disebut dengan flash point.
Penentuan fire point ini adalah sebagai kelanjutan dari penentuan flash point dimana sample akan terbakar / menyala selama lebih kurang lima detik maka suhu pada saat itu disebut sebagai titik bakar ( fire point ) suatu minyak mentah. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada produk-produk yang banyak mengandung volatile seperti gasolin dan solvent-solvent ringan, karena akan mudah terbakar.
Pada awalnya penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat keamanan kerja, sehingga orang yang bekerja tidak merasa kuatir akan terjadinya kebakaran, akan tetapi pada perkembangannya digunakan untuk  mengetahui mudah tidaknya minyak tersebut bisa menguap.

0 comments:

Posting Komentar