Selasa, 21 Februari 2012

FITOREMEDIASI

Secara alami berbagai logam berat terkandung di dalam tanah, terutama tanah yang berasal dari batuan induk tertentu seperti tanah ultramafik (serpentin). Namun kegiatan manusia dapat meningkatkan level logam berat di dalam tanah dan perairan secara luar biasa. Pencemaran logam berat di lahan sekitar penambangan dan peleburan logam tercatat sangat tinggi. Hasil kajian di kawasan bekas peleburan seng di Palmerton, Pennsylvania (AS) yang telah beroperasi selama 82 tahun di daerah pertambangan logam timbal dan seng di Kansas (AS) yang telah beroperasi selama 150 tahun (Pierzynski dan Schwab, 1993) menunjukkan, bahwa tingkat pencemaran logam berat di tanah dan air masih tetap tinggi walaupun kegiatan industri di situ telah dihentikan beberapa tahun sebelumnya. Storm, et al. (1994) yang mengamati kandungan logam berat di dalam serasah dan tanah di kawasan bekas pabrik peleburan seng di Palmerton, pada enam tahun setelah pabrik ditutup, menemukan kadar logam kadmium sebesar 1.292 mg/kg, timbal sebesar 3.656 mg/kg, seng sebesar 28.160 mg/kg, dan tembaga sebesar 742 mg/kg. Pada bekas tambang yang telah ditutup 40 tahun sebelum pengamatan dilakukan, Pierzynski dan Schwab (1993) menemukan, bahwa timbunan batuan sisa penambangan, tailing dan slag ternyata meninggalkan sisa pencemaran yang tinggi, yaitu 1.165 mg Zn/kg, 11 mg Cd/kg dam 110 mg Pb/kg. Demikian pula tingkat pencemaran merkuri di wilayah sekitar bekas pabrik khlor-alkali yang menggunakan merkuri sebagai katalis tercatat sebesar 1,060 mg/kg atau kurang lebih 17 kali lebih tinggi daripada kadar merkuri di tanah tidak tercemar.
Tingkat pencemaran logam berat sebagai akibat kegiatan manusia yang tidak terkendali tampak pula dari data kandungan 4 logam berat di Jakarta dan sekitarnya. Di daerah yang kegiatan industrinya menonjol dan telah berlangsung dalam jangka lama tingkat pencemaran timbal dan kromium di tanah masing-masing mencapai 206-449 mg/kg dan 56-266 mg/kg. Sebaliknya, di wilayah sub-urban yang jauh dari kegiatan industri kadar timbal dan kromium di tanah hanya sebesar 24 dan 1 mg/kg. Konsentrasi logam berat yang tinggi di dalam tanah dapat masuk ke dalam rantai makanan dan berpengaruh buruk pada organisme. Disekitar Palmerton, kadar Cd setinggi 10 mg/kg ditemukan di dalam ginjal tikus, sedangkan kadar Cd di dalam ginjal dan hati rusa adalah 5 kali lebih tinggi daripada yang ditemukan di tubuh rusa yang hidup di daerah 180 km dari daerah ini. Demikian pula ditemukan, bahwa kadar seng yang tinggi di tanah bekas penambangan logam mengakibatkan reduksi produksi kedelai hingga 40%.
Tindakan pemulihan (remediasi) perlu dilakukan agar lahan yang tercemar dapat digunakan kembali untuk berbagai kegiatan secara aman. Di samping metode remediasi yang biasa digunakan yang berbasis pada rekayasa fisik dan kimia, pada satu atau dua dasawarsa terakhir ini perhatian peneliti dan perusahaan komersial serta industri terhadap penggunaan tumbuhan sebagai agensia pembersih lingkungan tercemar telah meningkat. Makalah ini mencoba memberikan uraian mengenai peranan tumbuhan dalam pengendalian dan pemulihan pencemaran, dengan menitikberatkan perhatian pada logam berat.

0 comments:

Posting Komentar